Warung Desa, Rasa Nusantara

Warung Desa Tebet
Makanan yang disajikan di Warung desa memiliki citarasa khas Nusantara seperti Ayam Penyet, Nasi Pepes Bakar, Nasi Timbel, Udang Saos Padang, Nasi Biryani Kambing, aneka seafood dan berbagai hidangan nusantara lainnya.

Tempat makanan ini dibuka selama 24 jam, jadi para pencinta kuliner gak perlu khawatir jika kelaperan pada malam hari..hehehe…

Alamat :
Jl. KH. Agus Salim No. 55A, Menteng
Jl. Lapangan Roos No. 27, Tebet

Soto Tangkar Khas Betawi

Setiap daerah mempunyai khas masakan masing, dan siapa sangka setiap masakan berkuah yang ada di Indonesia adalah makanan asal negeri China yang melebur dengan tradisi masyarakat imigran ataupun pedagang, Sehingga munculah masakan soto dari tiap daerah.

Sebut saja Soto tangkar dari Batawi, yuk kita lihat bagaimana cara pembuatan soto tangkar khas dari Betawi.

Bahan yang digunakan:
3 L air untuk merebus
500 g tangkar (iga sapi muda), bersihkan
300 g daging sandung lamur sapi
2 lembar daun salam
2 batang serai, ambil bagian yang putih, memarkan
3 cm lengkuas, memarkan
3 sdm minyak untuk menumis
3 cm batang kulit kayu manis
2 lembar daun jeruk purut
200 g kikil, rebus, potong ukuran 2 x 2 x 1/2 cm
200 g jeroan sapi (paru, babat, usus), rebus, potong ukuran 2 x 2 x 1/2 cm
250 ml santan kental dari 1 butir kelapa parut
500 g kentang, kupas, potong-potong, goreng
3 buah tomat merah, potong-potong

Bumbu, haluskan:
12 butir bawang merah
8 siung bawang putih
3 buah cabai merah
2 sdt garam
7 butir kemiri, goreng
2 cm kencur
2 cm jahe
1 sdm ketumbar, sangrai
1 sdt jintan, sangrai
1 sdt merica butiran, sangrai

Pelengkap:
100 g emping goreng
7 buah jeruk limau, ambil airnya
4 sdm kecap manis
Sambal cabai rawit merah

Taburan:
2 batang daun bawang, iris halus
2 batang seledri, iris halus
2 sdm bawang merah goreng, siap pakai

Cara Membuat:

1. Didihkan air, rebus tangkar dan sandung lamur bersama 1 lembar daun salam, 1 batang serai, dan lengkuas hingga empuk. Angkat tangkar dan sandung lamur, sisihkan kaldunya sebanyak 1.250 ml.
2. Potong-potong tangkar dan sandung lamur ukuran 2 x 2 x 1/2 cm. Sisihkan.
3. Panaskan minyak, tumis bumbu halus, kayu manis, daun jeruk purut, serai, dan daun salam, hingga harum dan matang. Angkat.
4. Didihkan kaldu, masukkan bumbu tumis, tambahkan tangkar, sandung lamur, kikil, dan jeroan, aduk rata. Didihkan.
5. Tuangi santan. Aduk rata, didihkan. Masak hingga semua bahan matang. Angkat.
6. Siapkan mangkuk saji, letakkan kentang dan tomat, siram dengan kuah soto berikut isinya, bubuhi taburan. Sajikan hangat bersama pelengkap.

Untuk 6 porsi

Galantin atau Bestik Jawa ala Dapur Solo

Jakarta – Rindu masakan Jawa Tengah dengan tone manisnya yang khas? Dapur Solo adalah jawabnya. Bukan hanya makanan berat, bahkan di sini kita dapat menemukan srabi khas Solo. Satu porsi isi lima srabi – boleh pilih berbagai rasa: polos, coklat tabur, keju, nangka, pisang, dan lain-lain – seharga Rp 15 ribu. Terus terang, saya lebih suka srabi Dapur Solo dibanding srabi merk terkenal lainnya, terutama karena santannya tidak berlebihan.

Masakan Solo favorit saya di sini adalah Selat Solo (Rp 25 ribu). Pertama, karena porsinya pas – tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil. Kedua, sajian lezat ini segar disantap di siang hari. Ketiga, porsi ini sudah lengkap protein, sayur, maupun karbohidratnya.

Apa sebenarnya Selat Solo ini? Sangat boleh jadi, kata “selat” adalah ubahan dari kata “salade” atau “sla” dalam bahasa Belanda. Sajian ini memang memakai daun slada, berbagai sayuran (timun, buncis, wortel, tomat, bawang merah), kentang (goreng dan kripik), dan telur pindang. Dressing-nya adalah mayones dicampur mustar. Tetapi, semuanya ini kemudian disiram dengan kuah semur dan beberapa iris semur daging sapi. Jangan lupa untuk mengaduk mayones dan mustard agar menyatu dengan kuah semur. Paduan inilah yang menciptakan citarasa sangat khas.

Makanan khas Solo yang jarang hadir di kota lain adalah Galantin – semacam Bestik Jawa, tetapi dagingnya dibuat dari daging cincang dikukus dalam bentuk loaf, kemudian dipotong-potong per porsi. Bagi orang Solo, Selat dan Galantin memang selalu membuat rindu citarasa kampung halaman.

Makanan lain yang ditawarkan di kartu menu rata-rata berharga antara Rp 18-25 ribu. Gudeg, pecel, nasi langgi, nasi rawon, dan lain-lain. Ada juga nasi asem-asem iga, nasi soto ayam, dan nasi pindang bandeng. Yang paling mahal adalah sop buntut dengan harga Rp 35 ribu. Bagi mereka yang tidak punya banyak waktu untuk makan siang di tengah kesibukan kerja, Dapur Solo adalah pilihan tepat. Harganya pun sangat layak untuk kualitas maupun kenyamanan di restoran ini.

Bagi penganut vegetarian, Dapur Solo menyajikan menu khusus, seperti: gudeg nangka, gado-gado, ketoprak, karedok, dan asinan. Tersedia juga berbagai makanan ringan seperti tahu gejrot, combro, dan otak-otak.(Bondan Winarno)

Dapur Solo (Nyonya Swan)
Jl. Sungai Sambas VI B3 No. 189
Kebayoran Baru, Jaksel


* detikfood
Lihat juga : table8, sushi tei, tamani

‘Gepuk Karuhun’ Daging Sapi digepuk-gepuk

Jakarta – Bogor biasanya menjadi salah satu kota tujuan favorit warga Jakarta di musim liburan sekolah seperti ini. Selain dekat, kota hujan tersebut juga menyimpan banyak tempat tujuan kuliner. Salah satunya adalah gepuk Karuhun yang kondang itu!

Awalnya gepuk merupakan salah satu menu wajib yang dihidangkan golongan masyarakat kelas atas Sunda tempo dulu dalam setiap jamuan makan. Namun kini gepuk bisa dikonsumsi setiap saat baik untuk menu makan siang atau makan malam yang empuk lezat.

Gepuk atau yang biasa disebut empal ini merupakah salah satu olahan daging sapi yang khas. Makanan tradisional tersebut berasal dari Sunda. Dinamakan gepuk karena pada proses pembuatannya daging sapi digepuk-gepuk alias dipukul-pukul hingga mencapai teksur empuk yang diinginkan.

Daging tersebut kemudian diungkep dengan bumbu-bumbu hingga meresap dan kemudian digoreng kering saat akan dinikmati. Taburan bawang goreng dan kelapa parut biasanya turut disajikan untuk menambah rasa khas manis dan gurih dari gepuk tersebut.

Di Bogor salah satu penjual gepuk yang terkenal adalah Gepuk Karuhun. Tidak hanya menjual gepuk lezat tetapi juga ikan balita yang kriuk enak. Awalnya kedua menu tersebut merupakan salah satu menu wajib dari perusahaan catering milik Ny. Tarjono. Seiring waktu menjadi favorit yang banyak dicari orang. Pertimbangan tersebut yang membuat si pemilik membuat usaha gepuk dan ikan balitan yang terpisah dari catering.

“Yang membedakan gepuk ini dari yang lainnya adalah karena gepuk kami memakai resep asli dari kakek dan nenek sang pemilik yang memang asli orang Sunda,” terang Edi Suardi, Manager Operasional Gepuk Karuhun.

Ternyata selain memakai daging, bumbu, dan rempah yang berkualitas aspek kehalalan juga menjadi salah satu pertimbangan kedai makanan ini. Hal tersebut terlihat dari komitmen perusahaan yang memasukkan aspek kehalalan sebagai jaminan kualitas. Hal yang sama juga berlaku pada produk lainnya yaitu ikan balita.

Menyangkut aspek kehalalan, kedai makanan yang kini telah menjadi PT. Anofood Prima Nusantara ini sangat terbuka dalam setiap resep dan formula produknya. Oleh karena itu mereka bekerjasama dengan pihak LPPOM MUI Jawa Barat, termasuk dalam hal audit ke supplier bahan-bahan, RPH, dan tempat lainnya.

Kami ingin membuat menu makanan yang enak, lezat, juga halal. Sehingga pengunjung yang datang hendak membeli oleh-oleh merasa aman dan tidak was-was menyangkut aspek kehalalannya,” tegas Edi.

Gepuk Karuhun dan Ikan Balita
Jl. Sukasari 1 No.12A, Bogor
Jam Buka Outlet : 08.00 – 21.00 WIB


* detikfood
Lihat juga : burger, tamani, sandwich

Majestyk Bakery, Mendaftarakan Serifikat Halal ke LPPOM MUI

Jakarta – Banyaknya bakery yang menawarkan kelezatan roti dan cake membuat konsumen yang peduli akan halal harus lebih teliti dan jeli dalam memilih. Salah satu yang bisa jadi pilihan adalah Majestyk yang telah berdiri sejak 34 tahun silam ini.

Makin banyaknya franchise bakery asing yang menyerbu ibukota memang membuat lebih banyak pilihan bagi konsumen untuk membeli roti dan cake kesukaan mereka. Tetapi diantara banyaknya bakery-bakery yang ada tak banyak yang benar-benar
telah mencantumkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI.

Jika ‘halal’ menjadi faktor terpenting bagi Anda untuk menentukan pilihan, maka berkunjung ke bakery ini adalah keputusan yang tepat. Majestyk Bakery & Cake Shop bukanlah pemain baru di industri bakery Indonesia. Bakery milk Ibu Farida awalnya berasal dari Medan dan hingga kini telah berdiri selama 34 tahun lamanya.

Perjalanan memperoleh pengakuan halal dari LPPOM MUI sendiri bukanlah langkah mudah yang dilakukan oleh Majestyk Bakery. Mereka membutuhkan waktu sekitar 2 tahun untuk memperoleh sertifikasi halal tersebut. Bagi mereka jaminan untuk memperoleh keyakinan konsumen bahwa mereka menjual produk halal sangatlah penting.

Majestyk Bakery bisa dibilang merupakan salah satu contoh perusahaan yang tidak hanya berhenti pelakukan prosedur halal setelah memperoleh pengakuan halal dari LPPOM MUI. Penerapan Sistem Jaminan Halal alias SJH pun masih dilakukannya hingga kini.

“Kami tak ingin mengecewakan konsumen dalam hal kualitas, termasuk soal kehalalan. Kami coba melakukan prosedur SJH terus-menerus dan tentunya mencantumkan logo halal di setiap gerai dan kemasan roti kami,” ujar Ramhayanti, Auditor Halal Internal Majestyk Bakery kepada Jurnal Halal.

Kini Majestyk Bakery telah memiliki kurang lebih 7 gerai di Jakarta dengan gerai pusat yang terletak di Jl. Cipinang Raya. Untuk produknya selain meliputi berbagai aneka jenis roti manis, cake, dan roti tawar, bakery ini juga menawarkan brownies, lapis legit, pastry, kue bika, bolu, dll. Tentunya selain halal dan enak, harganya pun sangat terjangkau. Buktikan saja sendiri!


* detikfoof
Lihat juga : marzano, pizza hut, sandwich

menikmati Kopi Lay Sambil Bernostalgia


Lay dalam bahasa Indonesia berarti “mari”, maka jika digabung  Kopi Lay berarti “mari minum kopi”. Begitu kira-kira penjelasan Mulyadi, seorang karyawan yang bertugas membakar roti. Kedai kopi ini menawarkan hal-hal menarik dan mengundang kita untuk segera memesan menu yang tersedia. Menu yang ditawarkan cukup variatif. Untuk kopi ada tiga jenis yang bisa Anda pilih; Kopi Lay yaitu kopi hitam, Kopi Cien adalah kopi susu, dan Kopi Peng, es kopi hitam. 

Selain kopi, kedai ini juga menawarkan teh tarik dan teh lay, semacam teh poci yang menggunakan gula batu. Tidak lengkap rasanya jika minum kopi atau teh tanpa didampingi cemilan. Teman minum yang ditawarkan di sini adalah roti bakar dengan dua menu pilihan. Tos, roti tawar berbagai pilihan rasa dan Bun, roti yang berbentuk bulat dengan aneka pilihan rasa juga. Ada menu menarik lainnya yang katanya berkhasiat sebagai obat panas dalam, yaitu liang teh, Chrysantineum, (biji bunga matahari) dan Longan & Red Date, yaitu teh yang terbuat dari semacam buah kelengkeng.


Serasa ngopi di rumah sendiri dengan konsep jadul (jaman dulu-red), merupakan nilai tambah kedai ini. Keistimewaan lainnya adalah bahan dasar kopi yang didatangkan langsung dari aceh dan pesanan Anda dijamin langsung diracik ditempat. Jangan heran jika Anda disuguhi gelas besar, bukan cangkir layaknya di tempat lain “namanya juga jaman dulu mas, jadi kami pake gelas besar dan cangkir kaleng sebagai tempat gulanya,” ujar Mulyadi. 

Segelas kopi lay dipatok Rp.14.500, cukup murah untuk ukuran gelas besar. Jika Anda sedang berada di kawasan Kelapa Gading, pastikan Anda mampir ke Mall lima lantai tiga dan nikmati Kopi Lay sambil bernostalgia kemasa lampau.


* keyshasnack

Sapi Cincang

Wisata kuliner tidak harus di restoran mewah. Tidak pula di kafe dengan gemerlap lampu dan lantunan jazz . Tapi, di bawah stasiun kereta api, kuliner pun tidak kalah menarik. Apalagi makanannya tidak kalah nendang dengan makanan ala resto atau kafe yang bermerek. Ditambah dengan harga yang cukup ekonomis. Sesekonomis tiket kereta api listrik yang menderu di atasnya. Wink


Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Bagi yang ingin menggoyang lidah dalam suasana kerakyatan dan suguhan bunyi gemerudug dari kereta api lewat, ini bisa jadi alternatif. Inilah warung makan Pak Minto yang terletak persis di bawah Stasiun Kereta Api Gondangdia—tepatnya di parkiran stasiun dan seberang restoran Padang Sederhana dan Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat.

Rabu malam, 15 Juli 2009, usai jam kantor, aku dan seorang kawan kembali nongkrong di warung Pak Minto ini. Jauh-jauh meluncur dengan sepeda motor dari Kelapa Gading—sambil sekalian pulang ke rumah, hanya ingin cincang daging sapi di warung itu. Usai memarkir sepeda motor di pinggir jalan seberang stasiun, kami langsung pesan makanan. Lalu mengambil tempat di meja bertaplak plastik dan dikelilingi bangku bakso. Persis di samping pilar beton penyangga bangunan stasiun.

Nampang di sana. Foto: Metanoven Tanpa lama, pesanan mendarat di meja. Satu piring ceper cincang daging sapi bertabur bawang goreng. Satu piring nasi bertabur kerupuk. Satu mangkuk berisi kuah gulai dengan rasa dan aroma khas. Masih ditemani dengan segelas air jeruk panas rasa manis, satu toples acar, dan sambal. Makan malam sudah siap!! Satu persatu daging cincang disatukan dengan nasi yang sudah dibasahi dengan kuah gulai. Tak lupa membawa potongan mentimun acar menemani sang cincang. Diguling-guling dan diremas-remas di mulut. Dimasukkan melalui kerongkongan. Dan terjerembablah ke dalam lambung yang sudah sejak sore menjerit minta diisi. Hmmm, uenak. Dagingnya empuk. Rasanya gurih bercampur manis. Biar tambah nendang, daging cincang itu dilumeri kecap manis dan sambal.

Sensasinya bertambah dengan bunyi kriuk sang kerupuk tergilas gigi-gigi rakus ini. Pokoknya, kata temanku, “Cukup recommended!”—sambil menggoyangkan dua jempol tangannya.

Sensasi lain justru datang dari tempatnya. Ternyata enak juga sembari makan mendengar bunyi gemuruh dari kereta api yang lewat di atasnya. Getarannya cukup terasa. Merambat dari bantalan-bantalan rel kereta. Meluncur ke bawah melalui dinding stasiun dan beton-beton penyangga. Merambat ke ubin lantai bawah. Naik lagi melalui kaki-kaki meja. Dan menggetarkan piring, mangkuk, gelas di atas meja itu. Sensasional! Itu pun belum ketambahan deru bajaj atau klakson mobil yang berebut jalan. Namanya juga warung makanan rakyat. Big Grin

Intinya, tempatnya memang sederhana. Warung Pak Minto berderet dengan warung-warung makan lainnya. Ada warung Tegal.Warung pecel lele. Mie ayam. Kios rokok. Tiap hari tampaknya banyak pengunjung. Anda bisa dipastikan akan makan dengan ditemani sekitar 10 pengunjung lain atau bahkan lebih. Meski berada di lingkungan stasiun, tempatnya cukup rapi dan bersih. Jadi, jangan terlalu berprasangka buruk dulu.

Karena enak dan memang lagi seperti singa lapar, akhirnya aku nambah satu piring nasi lagi. Total harga satu porsi nambah satu piring nasi plus satu gelas air jeruk sebesar Rp 18.500. Murah bukan. Hanya modal Rp 20 ribu—bahkan bisa kurang, kita bisa menyantap sajian yang sukup menggugah selera.

Dapur Warung Pak Minto. Foto: Sigit Kurniawan Warung Pak Minto tidak hanya menjual menu cincang saja. Di sana juga ada nasi dan mie goreng. Sebenarnya, warung ini lebih dikenal dengan “Nasi Goreng Cut Meutiah—Bakmi Jawa Pak H. Minto.” Karena aku sudah terlanjut terpikat dengan cincangnya, aku lebih mau mengulas tentang potongan-potongan daging ini. Aku pernah makan mie Jawa-nya. Rasanya juga tidak mengecewakan. Selain itu, ada juga gulai, tongseng, cap cay, dan sate kambing. Minumannya pun minuman khas rakyat. Ada teh gingseng, es teh, air jeruk, teh botol, coca-cola, sprite, dan kopi.

Menurut info tertulis di daftar menu, warung Pak Minto juga menerima pesanan box dan katering. Sebenarnya, aku juga ingin menulis sedikit sejarah dari warung makan ini. Tapi, sayangnya beberapa kali nomer telepon yang tercantum di daftar menu itu tidak bisa dihubungi.

Itu saja kisah menggoyang lidah ala Pak Minto. Meski warung kerakyatan, kalau ada jeda, boleh dijajal!

* katakataku
Lihat juga : marzano, pizza hut, sandwich

Woku : woku daun dan woku blanga

Jakarta – Masakan Minahasa semakin kuat berposisi sebagai makanan favorit masyarakat Indonesia. Apalagi sejak makin banyaknya rumah makan yang memasang label “Manado Halal”, masyarakat semakin tak syakwasangka lagi untuk mencicipi masakan yang sungguh mengesankan ini. Selangkah lagi, pastilah masakan Minahasa bakal mampu “berkibar” di ajang kuliner dunia.Kekuatan masakan Manado terletak pada tiga hal utama. Pertama, hampir selalu dimasak secara fresh. Di kebanyakan rumah makan yang menyajikan makanan ini, hampir selalu makanan dimasak berdasar pesanan. Bila ada yang pesan, segera dimasak. Disesuaikan pula tingkat kepedasannya berdasar pesanan. Ini merupakan elemen penting yang memiliki kemiripan dengan masakan Thai yang sudah mendunia.

Kedua, citarasa masakan Minahasa sangat gurih dan cukup mudah disukai (easy to like). Bagusnya lagi, kebanyakan masakan Minahasa mencapai kegurihan tanpa santan, melainkan karena kelengkapan bumbu-bumbunya. Dan ketiga, aroma masakan Minahasa sangat harum karena memakai berbagai bahan yang menguarkan aroma, seperti: daun kunyit, daun kemangi, daun pandan, daun jeruk, dan sereh.

Salah satu jenis masakan yang memenuhi semua persyaratan tadi adalah masakan woku. Seperti telah kita kenal, ada dua jenis woku, yaitu: woku daun, dan woku blanga. Bumbu-bumbu dan bahan-bahannya persis sama. Bedanya adalah pada eksekusi akhir. Woku daun adalah masakan yang dibungkus dalam daun pisang, kemudian dipanggang/dibakar – mirip pepes, brengkes, atau pais. Tetapi, bumbu dan bahan yang sama dapat ditambah sedikit air dan dimasak di dalam belanga atau panci, sehingga menghasilkan sajian yang berkuah. Ada yang suka kuah encer, ada pula yang suka kuah lebih kental. Masih ada pula yang suka menambahkan sedikit santan, sehingga disebut woku santan.

Bumbu-bumbu dan bahan-bahannya cukup ribet. Tetapi, sebetulnya membuatnya cukup sederhana dan cepat. Dalam waktu seperempat jam, hidangan sudah matang dan tersaji di meja. Kuahnya berwarna kuning cantik, dengan merahnya tomat, dan berbagai gradasi warna hijau dari berbagai daun yang dipakai, sungguh membuat sajian ini juga tampak sangat cantik.

Protein yang paling sering dipakai untuk masakan ini adalah ikan. Orang Manado paling suka memasak ikan goropa (kerapu) sebagai bahan untuk memasak woku blanga. Jenis ikan kakap dan kakap putih pun sangat cocok untuk masakan ini. Seafood lain yang banyak dipakai adalah: kepiting, udang, cumi-cumi, telur ikan cakalang, dan telur ikan kakap. Kepala ikan kerapu dan kakap yang berukuran besar juga meningkat nilainya bila dimasak woku blanga.

Selain seafood, hanya ayam yang cocok dimasak woku blanga. Entah kenapa, daging sapi maupun babi hampir tidak pernah dimasak dengan bumbu woku. Tetapi, masakan woku blanga juga cocok untuk vegetarian. Berbagai jenis sayur-mayur – seperti: rebung, sayur lilin (sayur telur terubuk), dan lain-lain – juga cocok dimasak woku dalam belanga.

Harum dan lezatnya masakan woku blanga pasti akan membuat Anda mabuk kepayang. Mari jo, katorang makang woku blanga dolo!



*  detikfood

Menyantap Rendang di Sumber Asalnya

KETIKA menyebut makanan khas Sumatra Barat yang langsung terpikir adalah rendang. Makanan ini dibuat dari bahan utama daging dan kelapa kari yang memiliki rasa yang sangat lezat dan berwarna hitam kecokelatan atau kemerah-merahan.

Rendang yang telah menjadi menu utama restoran-restoran padang di ibukota, juga menjadi hidangan utama di beberapa restoran di Provinsi Sumatera Barat. Untuk harga satu porsi daging rendang berkisar dari Rp 7.500 hingga Rp 10.000.

Selain itu, menu rendang juga bisa Anda jadikan oleh-oleh yang cocok. Rendang akan lebih enak setelah dipanaskan beberapa kali dan tidak mudah basi.

Ada pun menu khas Sumatra Barat lainnya yang bisa Anda nikmati seperti dendeng, balado, asam gulai dan padeh serta aneka minuman jus dan teh telur.

Rendang dianggap memiliki nilai filosofis yang tinggi, dimana daging merupakan simbol pemimpin kelompok adat, cabe (lado) dijadikan tokoh ulama yang harus siap mengambil atau membuat keputusan dan kelapa (karambia) melambangkan tingkat kecerdasan.


* mediaindonesia

Teh Tarik Asal Melayu

MAU tahu bagaimana rasanya minuman ini ? Coba saja Anda pergi ke Melayu Square yang terletak di daerah kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Tarik adalah nama jenis minuman teh yang diaduk dengan cara atraktif, dimana satu gelas alumunium besar berisi teh dituangkan ke gelas alumunium besar lainnya lalu dituang kembali ke gelas pertama dan seterusnya.
Minuman yang akan Anda nikmati ini sebetulnya berasal dari India Selatan. Mereka (warga India) yang sebagian besar beragama Islam bermigrasi ke beberapa daerah di Semenanjung Melayu (Malaysia, Singapura, dan Indonesia) untuk menawarkan beberapa budaya mereka di sana.
Bukan hanya teh, minuman lain yang bisa dibuat sebagai sajian tarik adalah kopi. Kedua minuman ini juga dipercaya bisa membangkitkan stamina yang sudah lemah dengan cita rasa yang begitu nikmat.
Untuk membuat teh dan kopi tarik, biasanya para bartender professional mencampurnya dengan susu. Ini yang menjadikannya sebagai minuman suplemen yang berkhasiat tinggi.
Bagimana dengan harganya ? Teh atau kopi tarik hanya dijual sekitar Rp6 ribu hingga Rp10 ribu per gelas. Minuman seperti ini juga bisa Anda pesan dibeberapa hotel bintang di Kepulauan Riau dan sekitarnya.
* mediaindonesia