Restoran Makassar – Resto Khusus Barbeque Ikan

IKAN segar akan sangat mudah Anda dapatkan di Jayapura. Sehingga, jika Anda berkunjung ke kota ini, jangan lewatkan untuk menikmati ikan segar ini. Salah satu caranya dengan mampir ke Restoran Makassar yang terletak di samping Jalan Pasar Jayapura atau di depan Hotel Yasmin.
Ini adalah restoran khusus untuk barbeque ikan sekaligus restoran lokal yang terkenal di Jayapura. Harga per porsi untuk menyantap ikan segar ini diperkirakan sekitar $ 10 (Rp90 ribu).
Nah bagi Anda yang masih penasaran, langsung saja menuju ke arah Hotel Yasmin yang terletak di Jalan Percetakan Negara No. 8 Jayapura. Lalu pergi menyeberang dan restoran itu berada persis di sisi kiri jalan. Selamat mencoba!
* mediaindonesia
Lihat juga : table8, sushi tei, burger

Mau Coba Peruntungan di Strawberry Cafe

Tidak banyak buah yang dapat mengalahkan keindahan strawberryWarna merahnya matang dan memukau. Rasanya segar. Harganya relatif mahal menyebabkan ia jadi buah elit. Tak kalah dari itu adalah legenda yang menaunginya. Konon, pada zaman Yunani Kuno, buah ini dijadikan lambang dewi cinta karena rasanya yang manis dan segar, plus keindahan bentuknya. Strawberry bahkan disebut sebagai buah cinta berkat keindahan luar dalamnya.
Maka wajar jika buah ini tak berhenti dieksplorasi menjadi tema apa saja. Termasuk dijadikan nama dan ikon kafe, seperti yang dilakukan oleh Putra Priyadi, 26. Sejak lima tahun lalu, ia mendirikan dan mengembangkan Strawberry Cafe, sebuah kafe dengan sebagian besar hidangannya serba strawberry. Tak hanya itu. Interior kafe juga didisain seperti kebun strawberry. Lalu juga disediakan ratusan jenis permainan untuk bisa menghanyutkan pengunjung sambil menikmati minuman dan makanan.
“Pokoknya, kami ingin memberikan pengalaman yang mengesankan dan unik kepada pelanggan. Sehingga dari minuman, makanan dan suasana yang mereka dapatkan, mereka akan datang lagi dan lagi,” kata Putra Priyadi kepada majalah DUIT!.
Dewasa ini Strawberry Cafe sudah ada di dua lokasi. Satu di Jalan Tanjung Duren Batat II, Jakarta Barat dan satu lagi di Jl Gandaria, Jakarta Selatan. Di kafe ini, tersedia lebih dari 80 jenis hidangan yang sebagian besar serba tempat makan dan minum. Tag line mereka, The unique cafe for nongkrong menjelaskan al itu. “Strawberry Cafe menyasar segmen keluarga dan umumnya para kaum muda yang enerjik, yang terus mencari sajian makanan yang tidak hanya lezat namun juga unik, harga terjangkau, dan dilengkapi dengan lokasi yang nyaman sebagai tempat nongkrong bareng,” kata Putra. Tidak banyak yang mengambil peran ini sehingga Putra berani berkata bahwa sampai saat ini Strawberry Cafe menjadi pemain utama di bidang cafe bersegmen anak muda dengan brand awareness yang mereka miliki. Itu terbukti dari berbagai award yang mereka dapatkan. Diantaranya termasuk dalam buku 100 restoran terbaik di Jakarta, diliput oleh televisi, turut menjadi langganan Istana Presiden dan tak kalah pentingnya, masuk dalam buku Rekor Indonesia sebagai kafe terunik.
Dewasa ini, menurut Putra, rata-rata biaya operasional mereka per bulan berkisar Rp75 juta hingga Rp100 juta untuk masing-masing kafe. Yang terbesar adalah untuk gaji karyawan dan bahan baku. Jumlah karyawan mereka saat ini masing-masing 35
orang. Putra mengelola kedua kafe, dengan dibantu supervisor dan captain. Hingga sekarang, Putra mengatakan telah menanamkan investasi tak kurang dari Rp1 miliar. Yang terbesar adalah untuk sewa tempat. Kafe pertama mereka, menurut
Putra, mencapai break event point operasional dalam tempo satu tahun. “Itu sebabnya tak sampai satu tahun tempatnya
kita perluas,” kata Puji.
Salah satu kunci keberhasilan Strawberry Cafe menancapkan brand awarness-nya adalah tiada henti berkreasi dalam menu. Jika pada awalnya menu mereka hanya berkisar pada jus strawberry, dalam perjalanannya strawberry mereka eksplorasi sedemikian rupa sehingga tak henti-hentinya muncul kreasi baru. Kreasi baru ini disosialisasikan melalui pemunculan di berbagai publikasi dan juga dengan menyelenggarakan berbagai even. Pesta ulang tahun, lighting show, fashion show, kembang api adalah beberapa even perlengkap yang bisa diselenggarakan di kafe ini.
Menawarkan Peluang Kemitraan
Mulai tahun 2009, Strawberry Cafe meluncurkan program kerjasama kemitraan semi waralaba. Kepada para investor, Strawberry Cafe menawarkan peluang mengoperasikan resto dengan merek dan sistem bisnis Strawberry Cafe. Semua kelengkapan kafe disediakan oleh Strawberry Cafe sebagai franchisor termasuk pelatihan dan penyediaan game, yang menjadi salah satu keunikannya. Juga ketersediaan pasok bahan baku dijamin.
Tahun ini, menurut Putra, pihaknya mencari mitra untuk kawasan Jakarta seperti Karawaci, Serpong, Kelapa Gading serta kota besar di Jawa seperti di Bandung, Surabaya dan Semarang. Baru pada tahun 2010 mereka berekspansi ke luar Jawa seperti Medan, Bali, Pekan Baru, Balikpapan dan Makassar.
Lokasi yang cocok untuk Strawberry Cafe menurut Putra adalah lokasi yang strategis, dekat dengan keramaian, ditamakan dekat dengan kampus kelas menengah atas atau lokasi nongkrong anak muda. Dengan paket kemitraan berkisar Rp1,1 miliar (bersifat fleksibel) dalam simulasi perhitungan oleh konsultan bisnis mereka, diperkirakan mitra dapat memetik kembali modal lebih kurang dalam 1 tahun 7 bulan.
* majalahduit

Resep Sarapan Keluarga : Sandwich Isi Komplit

Bahan Pembuat Sarapan Pagi Sandwich Isi Komplit
* 4 lembar roti tawar
* 1 sendok makan margarin untuk olesan
* 2 lembar daging asap
* 2 butir telur, buat telur ceplok
* 2 lembar keju slice
* 100 gr selada
* 1 buah tomat, iris tipis
* mayones secukupnya
* saus tomat secukupnya
Cara membuat Sarapan Pagi Sandwich Isi Komplit
* Oles kedua sisi roti tawar dengan margarin hingga rata. Panaskan grill pan, panggang roti hingga kecokelatan, angkat.
* Tumis daging asap hingga kecokelatan, angkat.
* Ambil selembar roti, oles dengan mayones dan saus tomat. Susun selada, daging asap, telur, keju slice, dan tomat.
* Tumpuk kembali dengan satu lembar roti. Sajikan.
* resepmasakankuliner
Lihat juga : marzano, pizza hut,

Grilled Chicken Salad ala Kafe tomodachi – Bandung

ika Anda mendengar nama Tomodachi, tentu Anda akan mengira kafe atau tempat makan yang satu ini hanya menyediakan hidangan-hidangan ala Jepang. Bila demikian dugaan Anda, Anda salah besar. Tempat makan/kafe yang cukup terkenal di Bandung ini menyediakan berbagai macam hidangan, mulai dari Indonesian Food, Japanese Food, Thai Food, sampai dengan Western Food.
Di Tomodachi juga tersedia jasa catering/catering service, jadi bagi Anda yang membutuhkan jasa katering untuk jamuan makan, pesta pernikahan/resepsi pernikahan, Anda dapat menghubungi Tomodachi. Tomodachi sendiri juga menyediakan berbagai macam layanan lainnya seperti Wedding/Birthday Cake, Wedding/Birthday Gift, dll.
Berikut ini adalah foto-foto Tomodachi Kafe yang berlokasi di Jl Sukajadi 193 Bandung

Bangunan Tomodachi Kafe yang di Jl Sukajadi 193 Bandung juga tergabung dengan butik Tomodachi, di tempat ini disediakan baju-baju yang bergaya dan berkelas, yang dapat Anda gunakan jika menghadiri berbagai macam acara jamuan. Suasana Tomodachi Kafe di Jl Sukajadi 193 Bandung tampak lebih membuat rileks daripada yang di Jl Dr Rajiman No 5 Bandung, namun pada saat-saat weekend lalu lintas untuk sampai pada dua lokasi di atas seringkali macet, karena letak Tomodachi Kafe yang sangat strategis. Sebagai catatan Tomodachi Kafe yang di Jl Dr Rajiman No 5 Bandung dekat dengan pusat perbelanjaan/mall Istana Plaza, sedangkan Tomodachi Kafe yang di Jl Sukajadi 193 Bandung dekat dengan pusat perbelanjaan/mall Paris van Java).

Menu yang dihidangkan di Tomodachi Kafe Bandung ini benar-benar bervariasi. Untuk hidangan pembuka disediakan berbagai macam Hot Snack seperti Onion Ring With Tartar Sauce, Fried Champignon, Fried Chicken Wing, Calamari with Tartar Sauce,dll. Disediakan pula Thai Chicken Wrapped, Selada Mangga Muda, Udang Bungkus Kulit Lumpia, dan Bola-bola Udang. Harganya bervariasi mulai dari Rp 12.500 sampai dengan Rp 23.500.

Selada Mangga Muda Tomodachi Kafe Bandung ini benar-benar nikmat, perpaduan rasa pedas, asam, manis dan asinnya benar-benar mantap. Kombinasi rasa yang sangat pas, apalagi bagi Anda penggemar mangga. Dijamin Anda bakal ketagihan, harganya sendiri juga standar untuk ukuran kafe, hanya Rp 12.500.
Rasa Udang Bungkus Kulit Lumpia Tomodachi Kafe Bandung ini juga tak kalah nikmatnya, walaupun ukurannya termasuk mungil, namun rasa dari Udang Bungkus Kulit Lumpia Tomodachi Kafe Bandung ini termasuk lezat.
Di Tomodachi Kafe Bandung disediakan berbagai macam pilihan salad untuk appetizer. Mulai dari Salad Flora Danica, Thai Beef Salad, Caesar Salad, Grilled Chicken Salad dan masih banyak lagi lainnya. Anda bisa melihatnya di foto menu yang terpampang di Blog Kuliner http://kulinerbandungku.blogspot.com di bawah ini.

APETIZER
Bila Anda ingin hidangan yang hangat-hangat sebagai pembuka, Anda dapat memilih berbagai hidangan Soup yang ditawarkan oleh Tomodachi Kafe Bandung. Cream of Chicken Soup, Brie and Asparagus Cream Soup, Crab and Corn Soup, Beef Corn Chowder, dan hidangan Soup lainnya tersedia di Kafe Tomodachi ini.

SOUP
Beef Corn Chowder Tomodachi Kafe Bandung terasa nikmat, apalagi disantap hangat-hangat. Cuma sayang, puff dari Beef Corn Chowder Tomodachi Kafe Bandung ini terlihat kurang kuning menggoda, terlalu pucat, teksturnya juga kurang renyah, namun di luar itu, rasa dari Beef Corn Chowder Kafe Tomodachi ini terasa pas di lidah.
Hidangan Meat & Poultry (Steak) yang tersedia di Tomodachi Kafe Bandung juga beragam, bahkan pilihan dagingnya juga beragam. Jika biasanya kafe-kafe lain menawarkan hanya dua macam jenis daging untuk satu macam hidangan steak (lokal atau impor), maka di Tomodachi Kafe Bandung tersedia tiga macam pilihan untuk beberapa jenis steak , yaitu dimulai dari harga yang termurah adalah steak dengan daging lokal, kemudian steak daging NZ (New Zealand) yang termasuk kategori sedang, dan terakhir adalah menggunakan daging AUS (Australian), yang satu ini termasuk yang paling mantap baik dari segi harga maupun kualitas. Harga yang ditawarkan juga bervariasi mulai dari sekitar Rp 40.000 an sampai dengan Rp 100.000 an.
* sagafood
Lihat juga : table8, sushi tei, burger

Pusaka Kuliner Bumbu Khas Bali

Dalam pusaka kuliner Bali, ada tiga jenis bumbu khas yakni basa (‘a’ di akhir dibaca dengan ‘e’ seperti pada ‘fase’), sambel, dan jejaton. Basa biasanya terdiri dari bahan-bahan berupa bumbu pokok dan bumbu pelengkap. Bumbu pokok terdiri dari bawang merah dan putih, lengkuas, kunir, jahe, dan kencur. Sedangkan bumbu pelengkap adalah lombok, terasi, gamongan, bangle, janggar ulam (daun salam), jebugarum (pala), kemiri, dan gula.

Sambel (sambal) terdiri dari sambal pokok dan sambal pelengkap. Sambal pokok terdiri dari bawang merah dan putih, lada. Sedangkan sambal pelengkap adalah terasi, garam, kencur, dan (terkadang) gula.

Sedangkan bumbu yang disebut jejaton biasanya digunakan untuk memperkuat rasa agar lebih gurih. Bahan-bahan yang digunakan adalah asem, air limau (kadang daun limau yang dirajang), jangu, tabia bun (cabai rambat), sari sampar watu, sintok, maswi, batang cengkeh, dan beberapa jenis rempah lain.

Beberapa bumbu berikut adalah yang jenis-jenis yang kerap di temukan di masyarakat:
1. Basa Gede (bumbu lengkap) : lengkuas, jahe, kencur, kunir, bawang merah dan putih, lombok, kemiri, kelapa yang dagingnya dipanggang, merica, ketumbar, garam, jangu, pangi (keluek), terasi, sereh, (kadang juga) gula. Biasanya untuk bumbu sate;
2. Basa Kela: Sama seperti Basa Gede yang dimasukkan ke dalam santan kane yang direbus. Gunanya untuk bumbu serapah dan urab, ditambah sedikit bawang merah, jahe, dan terasi;
3. Basa Wangen: babakan (kulit pohon) kelor, maswi, jebugarum, batang cengkeh, lenga, jeruk purut, menyan, kemiri, merica, ketumbar, bawang putih, bawang merah, dan terasi. Gunanya untuk memberi rasa gurih;
4. Basa Enteban: kemiri, kencur, bawang putih, dan daging kelapa yang telah dipanggang. Bahan-bahan ini dirajang, diisi minyak kelapa, lalu dibungkus dengan daun pisang dan di-tambus (dimasukkan ke dalam abu panas). Gunanya untuk bumbu anyang dan kekomoh.
5. Basa Rajang: sama dengan Basa Gede, namun cara membuatnya berbeda. Bahan-bahan basa rajang dibuat dengan cara merajangnya. Gunanya untuk bumbu ares dan babi guling dengan ditambah secangkir arak bagi yang suka.


* jalan-jalan-bali
Lihat juga : marzano, pizza hut, sandwich

Mengintip Pusaka Kuliner Bali (1), Jenis Makanan Bali

Pusaka kuliner Bali, menurut pemerhati kuliner tradisional Bali I Wayan Kardji, sering juga disebut dengan istilah “ebat”. Nama ini diberikan untuk makanan yang dibuat untuk berbagai upacara. Berdasarkan jenis pengolahannya, ebat dapat digolongkan menjadi tiga, yakni olahan kering, olahan lembab dan olahan cair. Selain itu, ada juga olahan dengan cara mengolah daging hewan secara utuh seperti tutu, panggang dan guling.

Olahan Kering
Termasuk dalam olahan ini adalah berbagai jenis sate. Di bali ada banyak jenis sate. Masing-masing jenis menggunakan tusuk (katik) yang berbeda. Ada yang berbentuk pipih, runcing, bulat panjang berujung runcing, berbentuk balok kecil, dan runcing pipih. Di antara sate itu, yang popular di Bali antara lain sate lembat, sate empol, sate lelet, sate kablet, sate asem, sate serapah, sate pusut, dan sate orob.

Gegorengan juga termasuk dalam olahan kering. Jenis makanan ini biasanya menggunakan bahan daging, tulang, limpa, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dipotong-potong, diisi garam dan bumbu secukupnya, lalu digoreng.

Hampir sama dengan cara masak gegorengan, brengkes juga digoreng. Bedanya, brengkes menggunakan bumbu lebih banyak dan bahan bakunya lebih beragam. Ada brengkes sapi, brengkes babi, brengkes lele, dan brengkes lindung (belut). Bumbu yang digunakan biasanya basa genep yaitu aneka bumbu seperti bawang putih, bawang merah, kencur, kemiri, ketumbar, cabai, merica, jinten, jahe, bangle, terasi, jeruk limau, dan garam. Semua bumbu diaduk dengan bahan utama, lalu digoreng.

Jenis olahan kering lainnya adalah urutan, yakni sosis tradisional Bali. Bahan pokoknya adalah daging dan lemak (biasanya babi). Bahan-bahan ini dipotong-potong lalu dibumbui basa gede (bumbu lengkap) berupa bawang merah, jahe, lengkuas, kencur, ketumbar, terasi, cabai, kunir, dan beberapa jenis rempah lainnya. Bahan-bahan dimasukkan ke dalam usus (babi) yang masih muda ujungnya telah diikat dengan tali serabut kelapa. Ke setelah semua bahan masuk, ujung yang satunya diikat pula, lalu digoreng. Ada yang tak langsung menggorengnya, melainkan menjemurnya terlebih dahulu hingga kering.

Selain itu ada lempet dengan bahan otak dicampur daging, sering juga diimbuhi tulang muda. Setelah dibubuhi basa gede, lalu ditumbuk. Seusai hals, bahan itu dibungkus daun pisang menyerupai bantal, kemudian dipepes. Ada pula yang menggoreng bersama pembungkusnya sekaligus.

Lain lagi dengan gubah. Makanan ini dibuat dari kulit yang berisi lemak, dipotong sebesar kepalan tangan. Bahan tersebut diurap dengan menggunakan kelapa parut dan kunir yang sudah ditumbuk halus, diisi garam secukupnya, lalu digoreng setengah matang. Jika menggunakan daging, terlebih dahulu diiris tipis, dibumbui, lalu dijemur sampai kering.

Olahan Lembab
Jenis olahan lembab yang paling terkenal adalah lawar. Bahan pokok lawar adalah daging ayam, bebek, babi atau sapi mentah berkualitas baik, kelapa parut, sayuran, dan beberapa jenis daun. Daging dan bumbu dicincang sampai halus. Lalu cincangan daging dituangi air rebusan daun salam agar lemas. Sementara bumbu dicampur dengan rames yang terbuat dari rebusan kulit yang dirajang kecil-kecil dan memanjang. Bahan-bahan di atas kemudian diberi bumbu dan diaduk, lalu diberi air asam pelemas dan air limau.

Ada tiga jenis lawar yang ditemukan di masyarakat: lawar bima kroda (menonjolkan unsur pedas karena cabe), sangut dekah (pedas karena merica), dan rangda ngelur (asin).

Selain lawar, olahan lembab yang lain adalah Urab. Olahan ini terdiri dari tiga jenis yakni Urab Barak, Urab Putih dan Urab Gadang. Urab Barak terbuat dari bahan parutan kelapa, daging, kulit, usus, atau lemak yang telah dirajang kecil-kecil dan diberi bumbu, dibubuhi darah segar sehingga warnanya menjadi merah. Agar lebih enak, diberi perasan limau secukupnya. Urab Putih, terbuat dari bahan yang sama namun tidak menggunakan darah. Sedangkan Urab Gadang diracik dengan bahan yang sama namun parutan kelapa diganti dengan daun belimbing sehingga tampak hijau (gadang).

Olahan lembab lainnya, berupa Tum, Timbungan, Bebontot, Oret, dan Semuuk.

Tum terbuat dari daging dicampur tulang muda dan urat-urat yang ditumbuk sampai lumat lalu dicampur kelapa parut dan bumbu. Bahan ini dibungkus daun pisang membentuk segi tiga lalu direbus.

Timbungan terdiri dari dua jenis, yaitu timbungan biasa dan timbungan kesatryan. Keduanya menggunakan bahan daging dan tulang yang dipotong kecil-kecil. Hanya, pada timbungan kesatryan bahan itu ditambah lagi dengan potongan daging yang agak besar yang disebut dengan tektekan agal-agal. Bahan-bahan tersebut direbus bersama bumbu.

Bebontot terbuat dari daging dan lemak yang dipotong-potong dan diberi bumbu. Bahan-bahan beserta bumbunya dibungkus tapis (jaring dari pohon kelapa) dan dijemur sampai kering pada sebuah galah panjang. Setelah kering barulah digoreng.

Oret, adalah olahan berbahan telur yang telah diberi bumbu secukupnya, kemudian dimasukkan ke dalam usus muda (seperti membuat urutan) lalu dililitkan pada pelepah kelapa yang masih berisi daun dan dipanggang di atas bara api.

Semuuk, adalah olahan yang sama dengan oret, namun bahannya terbuat dari hati, paru-paru, jantung, dan limpa. Bahan-bahan tersebut mula-mula dicincang, direbus, lalu dicampur dengan darah dan bumbu lengkap. Proses selanjutnya, sama dengan pembuatan oret.

Olahan Cair
Masyarakat Bali hanya mengenal dua jenis olahan cair yakni kekomoh dan ares. Bahan kekomoh adalah hati, limpa, paru-paru, jantung, atau kulit yang masih dilekati lemak. Bahan ini direbus kemudian dirajang (ditektek) kecil-kecil, kemudian dimasukkan ke dalam asem (sisa asem yang dipergunakan untuk melemaskan bahan lawar) yang diberi bumbu secukupnya. Bumbunya terdiri dari bawang, lombok, dan garam secukupnya. Semuanya diaduk sehingga menghasilkan rasa yang diinginkan.

Sedangkan Ares, dibuat dari batang pohon pisang yang masih muda (biasanya pisang batu) yang diiris-iris dibubuhi garam, kemudian diperas. Bahan ini dimasukkan ke dalam air bekas rebusan daging dan diisi bumbu (basa rajang) secukupnya. Tulang-tulang dengan sisa daging dapat digunakan setelah dipotong-potong kecil. Agar lebih sedap, dimasukkan secangkir arak. Konon arak bisa membuat penikmat ares tidak akan terkena penyakit.

Olahan Utuh
Terdiri dari tutu, panggang dan guling. Pengolahan cara ini membiarkan hewan dalam keadaan utuh. Maksudnya, kecuali usus, semua bagian hewan tersebut masih lengkap. Tutu yang lebih akrab disebut dengan Matutu atau Betutu, dilakukan untuk mengolah ayam, itik atau angsa. Mula-mula ayam atau itik yang telah disembelih dikeluarkan jeroannya dengan cara melubangi bagian perutnya. Kemudian, rongga dada dan perut yang telah kosong itu diisi bumbu, setelah itu kulit perus dipertemukan dan dijahit kembali. Jika pengerjaannya sempurna, ayam atau itik akan tampak seperti sosok aslinya.

Selanjutnya, ayam atau itik tersebut tersebut direbus (sering juga juga dikukus) hingga setengah matang. Setelah itu dipanggang. Ada pula yang membungkusnya dengan upih (pelepah kelapa) lalu menyangrainya di atas periuk tanah.

Untuk olahan panggang dan guling, caranya tak jauh beda dengan yang dilakukan di daerah lain.


* jalan-jalan-bali

Mengkaji Elitisasi Mendoan

KAFE sering diidentikkan sebagai tempat hiburan yang berkaitan dengan pola rekreasi yang mewakili gaya hidup masyarakat urban. Kini, di sebagian jalan-jalan pusat kota dan juga dekat area kampus di Purwokerto menjamur kafe.
Tawaran berbagai fasilitas —dari pertunjukkan bola, balap mobil atau motor, hotspot, musik akustik dan sebagainya— juga beragam menu makanan dan minuman berkedudukan penting dalam usaha mendekati, memanjakan dan menimbulkan rasa betah pengunjungnya.
Menariknya, di Purwokerto seakan ada kesepakatan di antara semaraknya tempat hiburan semacam kafe itu: semua menyajikan mendoan, makanan khas Banyumas, di daftar menu sajiannya. Kesamaan itu sebenarnya cukup untuk menunjukkan bahwa ruang-ruang populer mempunyai kemungkinan menyentuh produk lokal, bahkan memadukan keduanya.
Misalnya Joglo Cafe, di dekat kampus Universitas Jenderal Soedirman menyajikan inovasi sajian kuliner yang memadukan dua produk makanan dari dua geografi kultural yang berbeda (timur dan barat), yaitu mendoan burger. Dalam upaya perpindahan simbol itu maka inovasi sajian mendoan burger itu dapat diasumsikan bahwa makanan atau jajanan khas tersebut mengalami upaya elitisasi.
Lalu, apakah kehadiran elitisasi semacam mendoan burger berarti negatif bagi budaya lokal? Sebenarnya tidak asal identitas mendoan sebagi produk budaya lokal tidak tenggelam oleh citra burger. Sebab kita tahu menjamurnya industrialisasi dan komersialisasi makanan siap saji, termasuk burger, didesain oleh produsennya lewat teknologi komunikasi sehingga seolah-olah memiliki muatan yang tak hanya berurusan dengan rasa lapar namun dapat mewakili status sosial seseorang.
Mengapa mendoan sebagai produk lokal tetap bisa bertahan di antara atribut-atribut kuliner kebudayaan pop? Mendoan dapat bertahan karena dalam perkembangan produksinya memiliki kelengkapan watak industri, yaitu massal, praktis, dan mudah untuk mendapatkan pembeli dalam jumlah besar.
Tak dapat dimungkiri, mendoan diproduksi secara massal. Tiap pagi puluhan bakul jajan gendongan menjajakannya. Berganti sore sampai dini hari mendoan dapat dikonsumsi di angkringan-angkringan sampai kafe-kafe. Realitas ini, menandakan bahwa mendoan telah mengalami masifikasi dan membuktikan tidak hanya dikonsumsi oleh golongan masyarakat status sosial tertentu.
Nilai praktis mendoan, dapat dilihat dari tidak dibutuhkannya keterampilan khusus untuk memasak. Sebab produsen dalam perkembangannya sudah mengikutsertakan bumbu yang dibutuhkan dalam takaran porsi tertentu yang disatukan dalam satu kemasan siap saji.
Dua hal itu yang kemudian ditunjang dengan harga yang terjangkau membuat makanan itu relatif mudah dikonsumsi oleh berbagai tingkat sosial-ekonomis dan berpotensi mendapatkan pembeli dalam jumlah besar.
Perbanyak Distribusi Lewat tiga watak industri itu, masyarakat Banyumas terdesain untuk menjadi akrab dengan mendoan, sebab jajanan itu senantiasa ada di antara geografi dan kultural mereka untuk menyuguhkan realitas produk khas. Di bagian inilah setidaknya dapat diambil pemahaman, bahwa salah satu jalan yang baik untuk melindungi produk budaya lokal dapat ditempuh dengan cara memperbanyak produksi dan distribusi.
Adapun persoalan inovasi yang melibatkan pengadopsian unsur budaya lain, semisal mendoan burger menunjukkan bahwa dalam perkembangannya, mendoan ternyata tak semata-mata fenemona kekhasan tradisi kuliner lokal, tetapi juga salah satu bagian dari fenemona arus komunikasi budaya yang makin meluas.
Relasi komunikasi lintas budaya di wilayah kuliner itu menunjukkan bahwa mendoan memiliki realitas ganda. Di satu sisi masifikasinya telah berhasil menciptakan internalisasi khas sebagai bagian budaya Banyumas yang tak mudah tercerabut.
Pada sisi yang lain, elitisasi mendoan dalam rupa mendoan burger —yang hadir karena kuatnya pengaruh pencitraan yang berasal dari luar tradisi lokal— menunjukkan bahwa pencitraan dari luar mempunyai dampak luas. Hal yang tak dapat dimungkiri, pencitraan itu telah membuat hal-hal di sekitar kita banyak berubah.
* suaramerdeka
Lihat juga : table8, sushi tei

Sambal Pencit Ala Bebek Sinjay

Kerenyahan bumbu rempahnya begitu menggiurkan selera. Apalagi disajikan lengkap dengan nasi panas dan sambal mangga, pedas dan asam.
Melakukan perjalanan ke Madura lewat Jembatan Suramadu, tak salah bila menjelajahi kuliner khas di kawasan ini. Salah satunya adalah Nasi Bebek Sinjay, di warung Jalan Raya Ketengan 45, Bangkalan, Madura. Kira-kira 13 kilometer dari Jembatan Suramadu dan lama perjalanan sekitar 1 jam.
Setiap hari pengunjung yang datang membludak bukan kepalang. Terlebih saat jam makan siang tiba. Mulai dari pegawai kantoran, wisatawan, masyarakat sekitar bercampur menjadi satu menikmati sajian khas bebek sinjay. Ada yang datang dari Surabaya, Gresik, Pamekasan, Sampang, Sumenep, dan masih banyak lagi lainnya. “Bebeknya gurih dan sambal mangganya dengan rasa asam dan pedas yang bikin ketagihan, terasa cocok disantap pas makan siang begini,” ujar Mardiyono, 35 tahun, salah seorang pegawai negeri di Bangkalan pada EastJavaTraveler.Com
Memang salah satu ciri khas nasi bebek sinjay adalah pada lalap dan sambal pencit (mangga muda) sebagai pelengkap. Perpaduan antara pedas dan asamnya mangga muda, serta gurihnya daging bebek, memberikan sensasi tersendiri. Hal ini tentunya berbeda dengan bentuk penyajian nasi bebek di beberapa tempat lain. Yakni nasi bebek disajikan dengan sambal kecap.
Dibukanya Jembatan Suramadu seolah menjadi berkah tersendiri bagi Musliha, 42 tahun, pemilik warung nasi Bebek Sinjay. Pembeli bebek sinjay yang datang cukup banyak. Dalam sehari warung nasi bebek sinjay, dapat menghabiskan minimal 500 ekor bebek atau 4000 porsi nasi. Jumlah itu terkadang bertambah saat musim libur tiba, atau saat akhir pekan.
Akibat kian banyaknya pembeli itulah warung makan itu pun merenovasi bangunannya. Dari yang serba terbatas menjadi lebih luas, ditambah bangku dan mejanya lebih banyak. Juga dilengkapi dengan tempat istirahat dan musholla.
* eastjavatravele

Kue Panekuk Plus Siraman Saus Coklat, Maknyuss..

Sebuah kafe khusus coklat yang berlokasi di Depok Town Square (DeToS). Tempat ini sudah berdiri lama, semenjak tahu 2006 dan masih bertahan hingga kini. Pemiliknya adalah seorang wanita yang belum saya ketahui namanya (red: ya elah, lagak lu misterius). Meskipun kecil, keberadaan kafe ini cukup dikenal oleh pengunjung Pujasera (Food Court) DeToS, lantai 2. Saat Anda bertandang ke kafe ini, jangan lihat penampilan luarnya saja. Biarpun sepintas terlihat jarang dikunjungi pembeli, pelanggan setianya tidak sedikit. Buktinya, kafe ini bisa bertahan dari 2006 hingga sekarang.

Sajian di tempat ini adalah makanan dan minuman yang berbasiskan coklat. Untuk makanan disediakan keik seperti keik coklat dengan lapisan es krim coklat, keik coklat kopi (Opera), dan keik brownies. Selain keik, yang saya paling suka adalah sajian kue panekuk (Pancake). Menu kue panekuk ini sendiri bermacam-macam, seperti, panekuk dengan siraman saus coklat, isi pisang (Banana Pancake), isi mesis coklat dan kacang (Martabak Pancake), hingga memakai krim. Sebenarnya, menu yang ada termasuk biasa. Namun, cara penyajiannya yang unik dan berbeda. Misalnya, kue panekuk disajikan dengan siraman saus karamel, coklat, taburan mesis coklat dan keju bahkan ada yang diberi es krim. Citarasa makanannya termasuk baik, dengan rekomendasi pribadi kue panekuk plus siraman saus coklat atau karamel, favorit saya. Sedang Martabak Pancake adalah panekuk yang ditaburi mesis, parutan keju dan kacang di atasnya. Tidak lupa pula mendapat siraman susu kental manis. Buat rasa, ya, lebih enak martabak betulan, ukurannya lebih besar. Tapi, rasanya termasuk oke juga sih. Buat minuman, yang disajikan kebanyakan adalah milk shake coklat, coklat dengan siraman karamel, choco mint, dan varian kopi seperti Cappucino, Frapucino serta lainnya. Rasa minumannya lumayan enak.

Harga makanan dan minuman sedikit lebih mahal dari kafe Dieng Koffie. Untuk minuman, harga rata-rata sekitar Rp15.000,-. Buat makanan, harga berkisar diantara Rp8.000 hingga Rp12.000. Jadi kalau Anda makan dan minum di tempat ini, Anda akan menghabiskan sekitar 20 ribu hingga 25 ribu rupiah. Itu kalau sendirian loh.

Biar mahal, layanan di tempat ini termasuk bagus. Petugas yang melayani hanya satu orang yang melakukan kerja rangkap dalam memasak dan mengantarkan pesanan. Apabila ibu pemilik kafe ada, mereka berdua yang bertugas melayani pengunjung. Pesanan seperti minuman tidak makan waktu lama untuk disajikan, sekitar tiga menit. Sajian makanan seperti keik juga cepat. Tapi, untuk pesanan seperti kue panekuk, pembeli seperti Anda harus menunggu agak lama, + 5 menit.

Nah, begitulah ulasan saya tentang sebuah kafe kecil di kota Depok. Meskipun letak kafe ini cukup strategi, persis di depan pintu masuk bioskop 21 DeToS, Cafe de Chocolate terlihat tidak selalu didatangi pembeli. Padahal, sajian menu termasuk bagus dan bercita rasa baik, seperti yang terlihat di foto dan telah saya alami sendiri. Mungkin, yang perlu dibenahi adalah menu minuman yang saya rasa masih kurang terasa coklatnya. Buat keik dan kue panekuk, keduanya sudah bagus. Yah, saya harap Cafe de Chocolate bisa terus berada di lantai 2 DeToS dan tetap setia dengan konsep sajian serba coklatnya, satu hal yang membuatnya unik dan berbeda. Jika Anda tertarik, silahkan arahkan kaki atau kendaraan ke DeToS dan segeralah menuju ke Pujasera di lantai 2. Kafe ini terletak di seberang pintu masuk bioskop 21. Begitu Anda melihat booth dengan sebuah papan tulis dan poster berisi foto-foto makanan dan minuman, Anda sudah berada di tempat yang tepat. Selamat bersantap, 🙂


* pesonakulinerdepok

Ikan Dua Rasa ala Bandar Serpong

Jakarta – Di Jakarta dan sekitarnya, tempat-tempat makan yang khusus menyajikan seafood semakin banyak. Ini sungguh menggembirakan! Antara lain, ini berarti bahwa kesadaran makan sehat dari protein hasil laut semakin meningkat. Kalau benar kata orang bahwa bangsa Jepang rata-rata pintar karena banyak mengonsumsi protein hasil laut, mudah-mudahan warga bangsa kita pun semakin cerdas di masa depan.

Saking banyaknya rumah makan yang khusus menyajikan seafood, masing-masing pun berusaha menampilkan ciri khas agar dipilih konsumen. Misalnya, untuk seafood bakar, gaya Makassar bisa dijadikan patokan terbaik. Gaya Pantai Jimbaran Bali pun tampak ditampilkan dengan baik. Masakan Manado pun dikenal untuk jenis seafood yang dimasak dengan kuah.

Di Serpong, ada sebuah tempat makan relatif baru yang kini populer sebagai pilihan tempat makan hasil laut. Pemiliknya orang Medan, dan karena itu kekhasan gaya Medan merupakan pembeda bagi rumah makan yang diberi nama Bandar Serpong ini, a.l. ikan kukus dengan bumbu tauco.

Jenis ikan laut yang disediakan di sini – semuanya masih hidup – antara lain adalah: kakap merah, kakap putih, jenaha, kerapu, kaci-kaci, tanda-tanda, dan bawal bintang. Juga tersedia gurame bagi mereka yang lebih suka ikan air tawar. Udang, lobster, cumi-cumi, dan kepiting pun merupakan hidangan andalan. Saya suka jenis kerangnya yang beragam, seperti: kerang dara, kerang bambu, kepah, kerang kampak (semacam scallop), dan lain-lain.

Keistimewaan Bandar Serpong adalah ikan yang dimasak dua rasa. Artinya, bila membeli satu ekor ikan, bagian kepala dapat dimasak gulai, sedangkan bagian badan dan ekor dimasak tim atau bakar balado. Pilihan ini disukai para tamu karena dapat mencicipi berbagai ragam masakan.

Gulai ikannya bersantan tipis, tone rempah India, tetapi dengan citarasa khas yang dihasilkan asam sunti (blimbing wuluh). Ada dua pilihan masakan kukus, yaitu gaya Hong Kong dan gaya Teochew. Untuk ikan bakar, pilihan bumbunya adalah balado atau rica-rica. Kalau sulit memilih, pesan semua saja. Pokoke mak nyuss!

Masakan telur asinnya juga istimewa. Cumi-cumi, gurame, udang, dan kepiting telur asinnya patoet dipoedjiken rasanya. Untuk kerang bambu, pilihan terbaiknya adalah dimasak dengan bumbu BanSer (Bandar Serpong). Sedangkan untuk kerang kampak, cocoknya dikukus dengan saus bangkok.

Jangan lewatkan masakan kreasi baru BanSer, yaitu udang keju, lobster keju, dan gurame salju. Yang terakhir ini adalah fillet ikan gurame goreng dengan topping mayones dan potongan buah (fruit salad).

Sayur-mayur yang cocok untuk mendampingi menu seafood ini antara lain adalah terong-pete balado. Dijamin balik lagi! (Bondan Winarno)

Bandar Serpong
Jalan Raya Serpong Priyang
km. 9 no. 88B, Tangerang


* detikfood
Lihat juga : loewy, marzano, pizza hut